Dampak Pacaran Menurut Ilmiah
Lebihberiman.net – Sebuah riset ilmiah mengungkap soal dampak dalam pacaran atau yg dinamakan pula sbg khalwat. Seperti yg kita tahu bahwa ada perintah buat menjauhi yg namanya khalwat, adalah berdua-duaan atau yg kita serta tidak jarang perhatikan juga sebagai kondisi seseorang perempuan & laki-laki yg tengah pacaran, tapi mereka bukan mahram. Seseorang mukmin selayaknya menaati perintah tersebut dikarenakan perintah tersebut cepat oleh Allah SWT. & kali ini kita dapat mengetahui alasannya.
Syariat Islam beranggapan pacaran atau khalwat itu sesuatu yg berbahaya & ada pembuktian berkaitan bahaya berdua-duaan oleh sebuah riset ilmiah yg dikerjakan oleh para peneliti dari Kampus Valencia. Disebutkan bahwa ada kenaikan sekresi hormon kortisol yg jadi pemicu utama. Bagi yg belum tahu, kalau ada tegangan yg berlangsung terhadap badan kita, yg bertanggung jawab yakni hormon kortisol ini.
Temuan studi ilmiah yg dipublikasikan di Daily Telegraph mengungkapkan bahwa cuma dgn duduk dgn seseorang perempuan jangka waktu lima menit, seorang laki-laki bakal sanggup mengalami peningkatan hormon yg tinggi daripada ketika si cowok cuma melamun atau mengkhayalkan seorang perempuan. Khayalan saja nyata-nyatanya tak demikian berefek, tetapi para ilmuwan menangkap sesuatu, seperti halnya peningkatan hormon yg berlangsung berulang, ini otomatis bakal menciptakan nafsu seksual juga meningkat.
Pacaran sbg investasi kebohongan juga sering disebut walau ada banyak orang yg bilang punya pacar & melakukan kegiatan pacaran itu asyik. Ada ringkasan bahwa disaat seorang laki laki berduaan bersama seseorang perempuan yg bukan mahram, tegangan tinggi dapat berlangsung & mampu meningkat dikala si perempuan memiliki daya tarik yg lebih besar. Inilah penjelasan yg pasti arahnya menuju ke getaran nafsu yg seandainya tak terbendung sehingga dapat jadi dosa besar.
Sekalipun orang tersebut mengaku muslim & muslimah, perihal tersebut akan susah untuk di tolak & dibendung dan dengan wawasan modern inilah pelaku khalwat sudah diungkap oleh Allah walau memang lah menuai kontroversi. Pacaran dan kebohongan di dalamnya diperlihatkan lewat studi tersebut di mana biasanya cuma ada nafsu & ada baiknya utk mulai memikirkan maksud pacaran sebenarnya, sesudah pacaran ingin apa, apa yg kita inginkan dari dirinya.
– Investasi uanglah yg paling banyak dihabiskan oleh beberapa orang yg berpacaran, seperti membelikan hadiah, menggandeng jalan-jalan, menggandeng nonton, menggandeng makan, & membeli pulsa buat berkomunikasi dengannya. Kenapa sebagian orang muslim bisa begitu? Bahkan di Al-Qur’an sudah disebutkan untuk tidak boros atau berlebih lebihan.
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (QS. Al-‘Isra’ [17] :26)
Pasti diantara orang yang pacaran akan bilang, “Saya tidak merasa berlebih lebihan terhadap pacar saya. Apa yang saya lakukan terhadap pacar saya adalah wajar”. Lantas kenapa anda tidak melakukan hal yang sama terhadap ibu anda? Kenapa ketika ibu anda ulang tahun anda tidak menghadiahinya? Kenapa anda tidak menanyakan apakah ibu anda sudah makan atau belum? Kenapa ibu anda tidak pernah anda ajak keluar untuk melihat indahnya dunia? Think Again. Ingatlah bahwa yang kita terima saat ini adalah pemberian-Nya. Janganlah menghambur-hamburkannya hanya untuk seorang wanita. Uang itu akan lebih bermanfaat untuk disumbangkan ke masjid atau panti asuhan atau diamalkan.
– Terjadi pemborosan kala pacaran dan sama sekali tak berguna dan bahkan investasi diwaktu yg memang tak jelas, seperti halnya memikirkan si dirinya sehari penuh, mengobrol dengannya, atau chatting dengannya seharian. Aktivitas-aktivitas tersebut nampak wajar namun sebenarnya ada banyak saat yg sudah disia-siakan. Pikirkan lagi, ada lebih banyak hal yang harus anda pikirkan daripada hanya seorang wanita yang bahkan belum tentu membuat anda masuk surga. Apakah anda pernah memikirkan kematian? Apakah anda pernah memikirkan bagaimana kelak masa depan? Bagaimana kelak ketika mati namun tidak memiliki bekal apapun? Bukankah waktu tersebut lebih baik anda gunakan untuk berdzikir kepada Allah atau bershalawat kepad Nabi Muhammad SAW? Pernahkan anda berpikir berapa kali Nabi Muhammad memikirkan umatnya agar tak masuk neraka? Apakah anda pernah memikirkan itu? Nabi Muhammad sengat berjuang untuk menyelamatkan umatnya dari Neraka. Namun bagaimana jika sifat anda begini? Nabi Muhammad tidak pernah mengajarkan untuk berkhalwat. Nabi Muhammad selalu mendoakan umatnya untuk tidak dimasukkan neraka. Apakah pacar anda mendoakan begitu selalu? Seharusnya kita lebih mencintai Nabi Muhammad dari pada pacar. Think Again.
Khalwat atau pacaran pun dianggap suatu kemaksiatan dimana para pelakunya mampu menempuh jalan yg tak benar di mata Allah & malah terjerumus ke dalam pintu kenistaan atau perzinahan. Masih banyak remaja yg mulai suka pacaran yg hingga hasilnya lupa shalat sebab berduaan atau berangkat bersama sang pacar. Di dalam Al-Qur’an memang mungkin tidak dinyatakan secara langsung tentang haramnya pacaran.
Cuma saja, ingat-ingat lagi bahwa ada laa taqrobuzzina yg artinya mengingatkan umat Islam utk tidak mendekati perzinahan. Keharaman yg lebih parah bisa berjalan dgn pacaran juga sebagai pemicu utama. Buat itulah para umat Islam yg mengetahui kebenarannya, sehingga waspadalah dengan kebohongan dalam pacaran yg mampu menjerumuskan tersebut.
Itu tadi adalah ulasan tentang Dampak Pacaran. Tentunya masih ada buaanyak lagi dampak dari pacaran, namun karena keterbatasan ruang dan waktu maka hanya dibahas sebagian. Semoga dengan artikel ini kita bisa meninggalkan hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT dan juga Semoga Allah SWT menyekamatkan kita dari panasnya api Neraka. Amin.
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya: “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari). Maka tunggu apa lagi, ayo kita bagikan kepada teman teman kita agar kita menjadi sosok yang LEBIHBAIK. Dan juga ilmu yang bermanfaat merupakan pahala yang tetap mengalir walaupun kita sudah tiada.